Wednesday, August 30, 2017

Bakhutmah


"Haram! Haram! Tiga riyal!"
Seru si wan abud pemilik mobil bak terbuka...

Foto tersebut diambil dari depan pemondokan haji saya di Mekah, sebuah kawasan yang bernama Bakhutmah, ketika hendak menjelang waktu sholat.

Naik mobil bak terbuka?
Iya, Bakhutmah merupakan salah satu kawasan pemondokan haji yang kurang lebih berjarak 3km dari Masjidil Haram sehingga terkadang butuh moda transportasi utk mencapai Masjidil Haram.
Terkadang? Ya, karena terkadang juga saya atau jamaah haji bisa berjalan tanpa terasa menempuh 3km utk solat berjamaah di Masjidil Haram, bahkan termasuk Ibunda saya yg berusia 63 tahun saat itu. Tapi tentunya dengan mengambil ancang2 waktu terlebih dahulu, kalau mefet ya tentunya menggunakan moda transportasi.

Sebetulnya pemerintah Indonesia sendiri sudah menyediakan moda transportasi PP dari kawasan Bakhutmah ke Masjidil Haram berupa bus. Saya ingat betul busnya berwarna biru dan mewah sekali, berhenti di terminal dan masuk ke Masjidil Haram via terowongan, yg anehnya tiap saya lewat rasanya berbeda2 terowongannya (saking banyaknya terowongan hahaha). Hanya saja, karena terbatasnya bus yg disediakan pemerintah, jamaah haji mengambil alternatif lain dgn naik mobil pribadi warga Mekah. Tidak gratis tentunya, tapi yang jelas jangan harap naik mobil yang bagus karena ketika saya naik mobil tertutup pun rasanya ga pernah nemu mobil yg terawat.

Bahkan Ibunda saya sendiri tidak segan2 utk naik mobil bak tersebut. Kalau sudah diniatkan apapun kondisinya bahkan harus berjalan sekalipun pasti akan kita jalani.

Namun ketika baca beberapa berita baik di situs Kemenag sendiri, tampaknya Bakhutmah sendiri sekarang sudah tidak dijadikan kawasan pemondokan. Tentunya semoga mendapat kawasan yang lebih dekat lagi dgn Masjidil Haram.

Kawasan Bakhutmah membawa kenangan tersendiri utk saya, karena suasanannya yang sudah Indonesia banged... Bahkan saya bisa menemukan panganan favorit saya, mie bakso, dengan mudahnya. Ketika pagi hari, kita bisa temui penjual nasi kuning, siang hari bisa nemu penjual sayur asem dan tempe bacem... Lengkap kan?
Di tengah2 kawasan Bakhutmah ada sebuah mesjid besar, di mana setiap bada ashar diselenggarakan pelatihan tahsin Quran oleh pengurus masjid sana. Di kelompok tahsin saya sendiri terdiri dari jamaah2 kota dan provinsi lain dipandu oleh seorang tutor, orang Yaman. Jadi bisa terbayang bgm komunikasinya antara guru dan murid ini hehehe.

Enam tahun lalu pula, malam ini setelah solat Isya, datang beberapa bus yang menjemput kloter saya dan saya dari Kawasan Bakhutmah menuju Arafah untuk pelaksanaan Wukuf.

Tidak terasa sudah enam tahun dan betapa hati ini memendam kerinduan yang sangat besar untuk kembali....
Mudahkanlah Ya Rabb, jalan setiap hamba-Mu utk ke Tanah Suci
Serta lancarkan dan ridhoi  ibadah saudara-saudara kami di sana Ya Rabb, jadikan mereka haji yang mabrur
Share: