Wednesday, August 14, 2013

duar!

"Petasan (juga dikenal sebagai mercon) adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu"
(Wiki)


Umumnya ketika menyambut Ramadhan ataupun Lebaran, menjamurlah pedagang kembang api maupun petasan beserta pembelinya yg nampak asik menyulut petasan, mercon, kembang api dan lain-lain, membuat suasana Ramadhan maupun Lebaran semakin meriah.

Momen tahun ini, petasan kembali membuat berita ketika di Pemalang, sehari menjelang Lebaran sebuah petasan berukuran jumbo (kabarnya mempunyai tinggi hampir 150cm dan berdiameter 20cm) meledak dan menewaskan 1 pemuda dan beberapa pemuda lainnya terluka cukup serius..

150cm? itu petasan apa bom?
Ya, walaupun petasan/mercon/kembang api sudah menjadi bagian dari tradisi dan budaya masyarakat Indonesia, tidak jarang "alat hiburan" tersebut malah berbalik menjadi petaka.
Petasan mau dilarang? Nampaknya sulit, sudah menjadi budaya dan tradisi...

Oleh karena itu, sebaiknya penggunaannya sebaiknya se-hati-hati mungkin dan tentunya tidak mengganggu ketertiban atau kenyamanan orang lain.
Saya jadi teringat ketika Ramadhan dulu, ketika ulama di kampung halaman saya, Alm. KH Zainal Mutaqin, yang seketika itu menghentikan ceramah tarawihnya karena menghardik dan bersama jamaah menghambur keluar dari mesjid utk mengejar orang yang tiba2 membunyikan petasan di sekitar mesjid yang bersuara cukup keras. Contoh petasan seperti itu jelas mengganggu ketertiban dan kenyamanan orang lain, terlebih orang yang sedang beribadah. Sudah jelas haram hukumnya untuk menggunakan petasan seperti itu
“Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 41).
Dan sayangnya, tampaknya mayoritas pengguna petasan lebih banyak digunakan untuk mengagetkan orang lain ketimbang untuk menambah kemeriahan suatu acara.

Lalu bagaimana dengan kembang api atau mercon dsb? Apakah tidak seberbahaya petasan?
Tidak! Bagaimanapun permainan tersebut tetap mengandung bahan kimia yang bersifat peledak dan ya, saya sendiri pun pernah mengalaminya.
Tahu mercon air mancur?


(gambar dari http://cindypricilla.blogspot.com)
Entah apa nama lainnya, yang jelas saya sering menyebutnya dengan sebutan air mancur.
Sekilas air mancur mempunyai fisik seperti petasan, bersumbu, namun tidak meledak dan hanya menyemburkan percikan api seperti kembang api berbentuk air mancur.
Tidak meledak? Tangan kanan saya saksinya, ketika saya berumur belasan tahun dan bermain air mancur dengan cara dipegang di tangan (karena tahu tidak meledak) tiba2 ketika percikan apinya habis, si air mancur tiba2 meledak. Alhamdulillah, Allah masih mengizinkan saya memiliki telapak tangan kanan, telapak tangan kanan saya melepuh dan hampir tidak bisa digunakan selama 2 minggu.
Tidak meledak? Boleh tanyakan sepupu2 saya yang mungkin masih ingat kejadian ketika lebaran di Kuningan dulu. Kejadiannya sama dan yang ini air mancurnya lebih besar dengan tinggi hampir 30cm-an (yang saya pegang dan meledak dulu mungkin cuman 10cm-an). Si air mancur tiba-tiba meledak dengan ledakan lebih keras ketimbang yang saya pegang. Alhamdulillah tidak ada satupun di keluarga kami yang ketika air mancur dinyalakan dalam kondisi dipegang oleh tangan. Entah apa jadinya kalau sambil dipegang.
Walhasil, saya sendiri sedikit trauma dengan yang namanya air mancur itu.

Apapun permainan itu, entah petasan entah kembang api entah mercon, tetaplah digunakan dengan hati-hati serta tidak mengganggu orang lain.
Share: