Monday, March 14, 2011

tentang rumah dan homesick

ya.. homesick, penyakit rindu rumah
ternyata ini bisa terjadi pada siapa saja dengan latar apapun juga

alkisah,
sekarang ini sedang proses renovasi rumah yg baru saja selesai serah terima dari pihak developer yg bikin kecewa itu ke pihak saya walo dengan segudang komplain ini itu
lalu setelah acara serah terima selesai, saya dan istri yang memang sudah berencana untuk merombak rumah (lebih tepatnya menambah beberapa bagian) langsung membuat perencanaan segera untuk meneruskan perombakan rumah (aha! dan penjebolan rekening pun dimulai), budgeting dimulai, denah baru dirancang (no, kami tidak menggunakan jasa arsitek, itu meraba2 sesuai hati... dan dompet) dan terakhir pekerja pun dipilih

untuk urusan 1 dan 2 beres (hehehe beres mengencangkan ikat pinggang), skip menuju yang ke-3.. pemilihan tukang.. tadinya sih berencana mencari pemborong yang memang berdomisili di Depok (tentu dengan rekomendasi kenalan2) tapi setelah urun rembuk dengan orang tua juga, dipilihlah tukang yg biasa mengerjakan rumah keluarga di Bandung.. selain saya kenal dengan orangnya, saya sendiri pun tahu dengan hasil kerjanya (walau bukan dengan sistem borongan tapi upah harian)
tibalah waktunya proses renovasi seminggu yang lalu.. si tukang bawa 3 orang anak buah, jadi total 4 orang yg mengerjakan rumah, saya bawa sendiri dari Bandung beserta kompor gas, tabung gas, 1 kardus mie instan, beras dll untuk keperluan konsumsi para tukang tersebut dan mulailah mereka bekerja keesokan harinya
.... banyak perbedaan lingkungan kerja mereka ketika di Depok dengan di Bandung rupanya, salah satunya palakan tukang angkut material yg selalu meminta Rp. 10.000 acapkali mengantarkan barang "a, di dieu mah si tukang angkut material teh sok mentaan duit wae, kedah sapuluh rebu deui.. mun kuurang teu dibere teh manenhna menta mun henteu ngadagoan nepi dibere" (a, di sini sih tukang angkut material selalu minta uang melulu, mesti sepuluh ribu lagi.. kalau tidak diberi mereka maksa atau menunggu hingga diberi).. pemaksaan tips.. tapi utk yg satu ini ya sudah, dimasukkan dalam anggaran pembelanjaan material saja
dan tentu saja perbedaan harga material.. yang menurut si tukang.. harga material di Depok lebih mahal ketimbang di Bandung.. ambil contoh, pasir yg harganya bahkan bisa sampai 1x lipat dengan di Bandung.. ah! maka ikat pinggang makin dikencangkan..

dan.. kabar yg terbaru dari si tukang, 3 orang rekannya sakit demam.. alamaaaakkk.. padahal baru 1 minggu
dan penyebab demamnya? ga betah alias homesick
ah tukang bangunan pun manusia bisa homesick juga.. cuman ga nyangka aja dalam waktu 1 minggu mereka sudah kangen rumah dan ga betah lagi, bukannya mau membandingkan sih, tapi kalau melihat para tukang di rumah yg lain.. kondisi mereka kayaknya ga lebih baik dari para tukang di tempat saya.. saya menyediakan kompor +rice cooker lengkap dengan beras, mie instant dan lauk pauknya, untuk uang rokok.. 2 hari sekali 50ribu menggelontor untuk beli rokok
ah ya sudahlah.. kabar terakhir lagi dari istri, si tukang yg membawa 3 rekannya pulang, esok akan kembali dengan 3 rekan yg baru.. semoga bisa lebih lancar lagi dan tahan banting


ah tapi dompet ini, betul2 di kuras *diam di pojokan*
tapi kalo pesan dari seorang senior di kantor, Mbak Nur, "aldi kalau dalam kehidupan rumah tangga, siap2lah 5 tahun pertama hidup dengan kondisi pas2an dan 'agak kacau'.. 5 tahun pertama itu fase awal menata agar segalanya lebih baik".. amin, semoga ke depan segala sesuatunya lebih baik lagi

rumah lain yg sekarang 'agak kacau kondisinya' adalah rumah kami di dunia maya, nadi.web.id yg kondisinya mangkrak ga karuan, account hosting sudah habis masa berlakunya tapi si hosting susah sekali untuk dihubungi untuk masalah pembayaran dan aktifasi ulang.. pindah? account lama expired gimana pindahnya? arrggghh ...

ps: gambar dari sini
Share:

Friday, March 04, 2011

cukur


+ mau digimanain mas, rambutnya?
- potong pendek aja bang



- koq ga ada perubahan ya bang?
+ kan katanya "potong pendek"
+ saya cuman motong 0,005cm


kadang setiap kali ke tukang pangkas rambut suka bingung kalo ditanya "mau digimanain?"
saya bukan orang yg hapal nama2 model rambut atau pengikut trend rambut terkini
kalo pangkas rambut pengennya jadi agak pendek tapi ga terlalu cepak tentara.. dan bilang hal yg seperti inilah yg susah sama sang capster
bilang panjang lebar gitu tar disangka cerewet dan hasilnya belum tentu jadi kayak yg diingini
seperti semalam ditanya gitu lagi.. ya jawabannya "kayak biasa aja", padahal belum tentu si capster inget yg kayak biasa itu seperti apa hehehehe
dan capster semalam pun bukan capster yg sebelumnya mangkas rambut

dan hasilnya?
agak kurang puas sama potongan yg sekarang.. rada2 tentara lagi

ngomong2 selama di Jakarta dari tahun 2005, kenapa tiap kali ke tukang pangkas rambut, yg punya dan yg mangkas selalu orang Sunda?.. dari yg biasa2 aja waktu di Kp.Baru, yg ber-AC di Benhil sampe yg mahalan waktu di Ps.Minggu
Share:

Wednesday, March 02, 2011

musik 90an

berawal dari kerja hingga larut pagi (dari Jumat sampe Sabtu pagi, non stop tanpa tidur)..
saat itu ketika sedang asik2nya ngetes, tiba2 Fatchur menyalakan Mac-nya dan bersiap untuk memainkan playlist lagu2nya.. mulanya agak curiga, maklum staf kantor yg satu ini lagu2nya biasanya engga jauh dari Lolita, Keong Racun dan sejenisnya, ah alamat ga beres ini.. tapi untunglah ketika lagu yg pertama kali terdengar adalah.. Wong - Jangan Lagi.. dan ternyata dalam playlistnya berisikan lagu2 tahun 90-an, ah lega..

Wong, adalah salah satu band yg besar di tahun 90-an.. lahir dalam waktu yg tidak berjauhan dengan Cokelat serta Padi dan besar ketika ditarik Sony Music untuk bersama2 mengisi album Indie Ten


dan sejak saat itu, entah kenapa telinga mendadak ingin bernostalgia ke masa 90-an.. sama halnya seperti Fatchur, playlist pun kini isinya penuh oleh lagu2 Wong, Bunglon, Gigi, Dewa 19, Naif dll
ah.. taun 90-an, masa2 remaja ketika rasanya telinga dimanjakan dengan kehadiran band2 yg mengusung musik yg berwarna warni.. Bunglon dengan nuansa jazz yg ringan utk didengar berulang2, Sheila On 7 yg cocok banget utk remaja kala itu, Naif dengan irama2nya yg lucu, /rif dengan rock-nya yg kental, Kahitna dengan warna cintanya dan lain-lain
masa SMP dan masa SMA saya dulu rasanya penuh dengan musik berkualitas dan berwarna.. mangkanya sedikit heran ketika sekarang mendengar ragam musik band2 yg sekarang sedang digandrungi (tanpa sebut nama), IMO musiknya jauh tertinggal dibanding dengan ketika taun 90-an.. yaaa silahkan sebut saya kolot, tapi rasanya telinga saya jauh lebih cocok ketika mendengar band taun 90-an dan saya rindu akan band-band yg seperti itu

tapi bagaimanapun ini kembali lagi, ini soal selera dan pasar.. biar kata dulu seorang Yovie Widyanto pun sempat mengkritik kualitas band sekarang, tak bisa dipungkiri, musik seperti itulah yg sekarang sedang happening dan laku
tapi lagi2, saya rindu akan musik2 90-an

Ku tak ingin lagi sesuatu nanti terjadi
Ku tak mau lagi semua paksakan hati ini



Share: