Tuesday, June 14, 2011

Antareja Antasena: Jalan Kematian Para Ksatria

hehehe sekian lama engga baca buku (lebih sering ngomik) sejak beli buku2 Perang Dunia-II, sekarang beli buku lagi.. tentang budaya lokal bangsa, wayang.. yeah, saya suka sekali dengan wayang..

kesukaan saya terhadap wayang tumbuh sejak jaman masih SD, ketika Pak Asep Sunandar Sunarya (dalang wayang golek terfavorit saya) dan rombongan Giri Harja III-nya kerap tampil di TVRI Bandung.. saya akui, pertama kali suka wayang karena kepandaian Pak Asep membawakan kisah wayang yg dibumbui adegan2 kocak punakawan serta kelincahan tangan Pak Asep dalam menggerakkan boneka2 kayu tersebut.. saya ingat, bahkan ketika sudah sampai adegan konyol punakawan (Semar, Astrajingga, Dewala, Gareng), saya bisa sampai terpingkal2 dibuatnya
terlebih lagi ayah saya dulunya gemar membaca komik2 RA Kosasih (yg akhirnya menurun ke saya juga), sehingga dulu saya kerap diceritakan kisah2 wayang

sekarang.. selain menyaksikan pagelaran wayang golek dan membaca komik2 RA Kosasih, saya jadi tertarik untuk mebaca novel2 wayang karangan Pitoyo Amrih dan akhirnya dipesanlah 2 novel beliau tsb, yg pertama The Darkside of Gatotkaca dan yg kedua ANTAREJA ANTASENA, Jalan Kematian Para Ksatria



kisah tentang saudara seayah beda ibu sang ksatria Pringgodani, Gatotkaca.. Antareja dan Antasena, tokoh pewayangan yg hanya muncul di wayang Indonesia (jadi kedua tokoh ini adalah tokoh wayang yg Indonesia banget! :D)..
Antareja, hasil pernikahan Bimasena dengan Dewi Nagagini, putri tunggal Hyang Antaboga, penguasa alam bawah tanah pewayangan..
Antasena, hasil pernikahan Bimasena dengan Dewi Urang Ayu, putri Batara Baruna, penguasa samudera
dua tokoh yang diceritakan sangat sakti ini dihadapkan pada takdir keinginan dewa2 Jongringsaloka agar tidak ikut dalam perang Baratayudha karena dikhawatirkan bisa menewaskan lawan2nya hanya dalam hitungan detik, sehingga menurut para dewat hal tsb sangatlah tidak adil..

tapi entahlah, saya pikir awalnya buku ini akan fokus menceritakan kisah Antareja dan Antasena, namun kok makin melebar ke kisah kresna (bahkan rasa2nya kresna lebih byk diceritakan ketimbang judul bukunya), Samba dll..
tapi tetap, novel ini cukup menarik mengisahkan kejadian2 di Kurusetra pra-Baratayudha.. siapa sangka, walo sodara seayah, Gatotkaca dan Antareja pernah berselisih paham dan bertarung hingga 2 hari 2 malam.. siapa sangka, Kresna sang titisan Batara Wisnu mengakui kesaktian Antasena melebihi dirinya..

di novel ini, saya suka sekali dengan tokoh Raden Antasena.. yg dalam novel diceritakan bisa merubah dunia wayang semudah membalikkan kedua tangannya.. dengan kesaktiannya yg luar biasa, Antasena adalah tokoh yg sangat santai, memandang hidup dengan sangat ringan, sikap bebas bahkan nyaris slengean.. suatu tokoh yg jarang ada di dunia wayang.. dan ketika mengetahui takdir kematiannya yg diinginkan oleh para dewata, Antasena pun menerima dgn lapang dada dan santai sekali, padahal kalau mau, mungkin Antasena bisa mengobrakabrik kahyangan serta mengajukan protes

wayang dengan sejuta kisahnya memang selalu menarik untuk selalu disimak..
kapan ya ada pagelaran live lagi dari Giri Harja-III? (terakhir nonton ketika ultah Persib)
Share: