Saturday, October 11, 2014

tips menghadiri resepsi pernikahan adat Batak

Setelah hampir 2 tahun di Medan, baru sekarang berkesempatan menghadiri resepsi pernikahan adat Batak. Kebetulan, salah satu pekerja di kantor menikah dan menggelar resepsinya pada hari ini. Sebagai pimpinan yang baik, tentunya undangan ybs dipenuhi untuk dihadiri... Ciyee gitu

Untuk pernikahannya sendiri, saya pernah diceritakan salah satu pekerja di kantor (yg Batak tulen) dan membaca timeline @hotradero, untuk adat Batak memang banyak upacara adatnya terutama penghormatan2 terhadap anggota keluarga. Sehingga tidak heran, di acara resepsi pengantin akan lebih banyak bergabung dengan keluarga besarnya.

Bergabung?
Ya bergabung.... 
Pekerja di kantor (marga Sianturi dan Boru Tobing), sering bercerita bagaimana adat istiadat serta resepsi pernikahan Batak yang kalau saya tangkap sangat berbeda dengan adat di Pulau Jawa. Resepsi pernikahan di Jawa, tempat resepsinya menyatu mau keluarga mau undangan umum ya di situ-situ juga. Pada adat Batak, tempat resepsi biasanya terdiri dari dua lantai, lantai satu untuk acara adat dan keluarga, sedangkan lantai dua untuk undangan umum.
"Nanti kalau Bapak datang ke tempat resepsi, langsung ke lantai dua saja Pak, soalnya lantai satu untuk keluarga dan makanan yang dihidangkan juga khas Batak" jelas seorang pekerja sehari sebelum acara resepsi. Oya tentu saja makanan khas Batak yang dimaksud adalah makanan non-muslim (IFYWIM)
"Dan nanti Bapak kalau bisa hadir jam 12.30-an soalnya jam segitu pengantin istirahat dari kegiatan adat sekaligus beramah tamah dengan undangan umum" tambahnya.

Oke sedikit cerita sebelum ke tipsnya, jadi tadi hadir dengan pekerja-pekerja yang lain, yg sayangnya tidak ada yang bersuku Batak untuk membimbing kita di tempat acara... Hehehehe....
Datang ke tempat resepsi sekitar jam 12.45-an, seperti saran dari pekerja yg bersuku Batak (dan kebetulan di undangan tertulis resepsi memang jam 12-selesai). Saat kami datang rupanya masih prosesi adat dan sesuai saran sebelumnya karena prosesi adat khusus keluarga, kami langsung menuju lantai 2. Di lantai 2 betul-betul hanya ada tamu undangan karena keluarga mengikuti prosesi adat. Satu rombongan clingak-clingukbagaimana mau memberikan kado atau 'amplop'.
"Pak ini dikasih ke siapa?" .... lah kok lu tanya gue yang orang Sunda? hahahahaha.
Akhirnya kita menunggu di lantai 2 karena sebelumnya sudah diceritakan bahwa nanti pengantinnya sendiri yang akan ke lantai 2. Menunggu sambil dihibur oleh wedding singer plus dikasih nasi kotakan (kalau cerita marga Sianturi, tergantung kondisi, kadang nasi kotak kadang tamu ambil prasmanan). Dikarenakan lantai 2 ini untuk undangan umum, maka bisa dipastikan bahwa hidangan yang disajikan masuk kategori halal (pun tadi begitu, masakan Minang).
lalu sekitar pukul 13-an, pengantinnya masuk ke ruang lantai 2 dan duduk di pelaminan. Sementara kami sendiri bingung, harus ngapain, masih clingak-clinguk karena tidak ada tamu undangan yang menghampiri pelaminan ataupun seperti yang diceritakan, pengantinnya menghampiri undangan. Hahahaha mulai salting..... Rupanya, di lantai 2 ini selain menghampiri undangan,pengantin juga sekaligus beristirahat dan makan siang (makan siangpun ada prosesi adatnya) sambil beberapa kali ada saudara2 yang menghampiri untuk memberikan semacam petuah dan ucapan selamat. Sementara saya sendiri masih bingung kapan menyelamatinya hahahaha... Ketika pengantin selesai makan siang, tiba-tiba ada anggota keluarga yang meminta pengantin untuk kembali ke lantai 1 untuk kembali melakukan prosesi adat dan bertemu anggota keluarga lainnya.

Dan lagi-lagi rombongan kami kembali kebingungan
"nah lho kapan salamannya? ngapain lagi nih?"
hahahaha
Ya sudah, akhirnya kami memutuskan pulang saja, karena toh pengantin juga melihat kehadiran kami di acara tadi. Tetapi, kadonya dan titipan amplop mau diserahkan kemana? hahaha kebingungan berlanjut, akhirnya ketika melihat orang yang kami rasa keluarga pengantin, kami titipkan saja kadonya sementara amplop kami putuskan untuk diberikan di kantor saja.

Jadi, berikut tips menghadiri undangan resepsi pernikahan adat Batak.
(1) Hadir 15 menit dari jadwal resepsi. Seperti contoh tadi pukul 12.00, maka hadirlah sekitar pukul 12.15-12.30an. Karena pihak pantitia sudah mengatur jadwal tersebut agar pengantin bisa bertemu sapa dengan undangan, terlambat bisa menyebabkan kita tidak dapat bertemu pengantin karena sibuk dgn prosesi adat atau keluarga.
(2) Bagi yang bukan keluarga, sebaiknya langsung menuju lantai 2, ke tempat undangan umum. Awas salah masuk ke tempat keluarga yang di lantai 1. Tapi hati2 juga mana tau nanti kondisinya terbalik, tinggal dilihat saja pria2 berjas dan ber-ulos bisa dipastikan itu keluarga.
(3) Ketika pengantin tidak menghampiri undangan dan terlihat nganggur, sebaiknya langsung hampiri untuk memberikan ucapan selamat ataupun bingkisan/amplop.

Anyway, selamat menempuh hidup baru untuk Arlin Sinaga dan Lona Anggriani Lorensi Br. Hutagalung, semoga bahagia, langgeng dan rukun selalu serta dikaruniai keturunan yang menjadi kebanggaan orang tuany...




Share:

Wednesday, June 11, 2014

hajatan on the street

hari ini pas ngantor salah satu ruas jalan di daerah Helvetia-Medan tertutup 1/3-nya oleh tenda hajatan

heran, perasaan tiap minggu di Medan ini nemu aja salah satu ruas jalan yang ditutup sebagian karena tenda hajatan / acara lainnya. minggu lalu di jalan Karya, 2 minggu yang lalu di daerah Helvetia juga

(gambar ngambil dari sini)


boleh engga sih make jalan umum untuk kepentingan pribadi?
kalau baca dari hukumonline.com, penggunaan jalan umum untuk kepentingan pribadi itu diperbolehkan asalkan telah mendapat izin dari Kapolda + Kapolres + Kapolsek setempat dengan disertai surat rekomendasi dari pemprov+pemkot+camat+lurah setempat

Nah pertanyaannya, sudahkan para penyelenggara hajatan yg menggunakan jalan umum tersebut memenuhi persyaratan seperti itu?... Saya sih ragu
Selain masalah perizinan, sebetulnya lebih ke empati. Apakah sang penyelenggara berempati terhadap pengguna jalan yang lain?
Saya sendiri tidak tahu bagaimana perasaan orang lain ketika perjalanannya terhambat karena hal tersebut, kalau saya sih biasa biasa aja kecuaaliiiiiii kalau si tenda atau acara hajatan yang memakan jalan tersebut menyebabkan kemacetan atau terhambatnya perjalanan saya nahhhh barulah saya mangkel.
Kalau saya sih paling ngedumel, nanyain dalam hati gimana jalan pikiran yang punya hajatan sampe mengakibatkan kemacetan dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain (macet bikin terhambat sehingga rugi waktu donk?), tapi kalau orang lain? Anda?

Jangan sampai hajatan nikahan mengharap doa restu tapi yang ada malah umpatan dan sumpah serapah dari orang2 yg merasa perjalanannya terganggu
Ah.. jam pulang kantor, saatnya pulang.. Ya sudahlah, mengalah saja muter ke Yos Sudarso :/
Share:

Monday, April 07, 2014

poster yang membosankan

lama tidak update blog ini...

sudah mulai kehilangan semangat dalam segala hal... perhaps, tampaknya, mungkin...
sudah lebih dari satu tahun, sudah mau pemilu... masih di Medan juga...

ah sudahlah, terima saja nasib dan jalankan.... seperti dalam status BBM/WA "GO FORWARD WITHOUT FEAR". Maju terus....

Sebentar lagi Pemilu, iya Pemilihan Umum dalam rangka memilih wakil rakyat, para anggota legislatif dan perwakilan daerah.
Seperti biasanya, dalam Pemilu selalu diawali dengan yang namanya kampanye, sudah lazimnya setiap musim kampanye datang artinya juga musim menempel poster/billboard para calon anggota legislatif tersebut..

Di Medan?
Sama juga tentunya.... Jangankan musim kampanye, bukan musim kampanye saja banyak yang masang foto2 orang di spanduk/poster/billboard, yang entah siapa mereka itu... Ya ketua ormas lah, ya ketua yayasan anu lah, ya pengurus anu lah...
Wabah selfie dan narsis betul2 sangat terasa di Kota Medan ini, walau kita juga tidak tahu siapa mereka.
Ada yang pasang billboard iklan sekolah tinggi, tapi yang dipasang foto pemimpin yayasannya... Kenapa juga bukan masang foto fasilitas2 sekolahnya biar lebih meyakinkan?
Ada yg pasang billboard iklan toko baju, tapi yg dipasang foto yg punya sama karyawannya... Kenapa juga bukan masang foto2 koleksi bajunya?
Ada yg pasang billboard iklan koran, tapi yang dipasang foto dewan redaksinya sama entah siapa... Kenapa juga bukan masang tema koran dan rubrik2nya?
..... Medan, the city of selfie and narcissism hehehehe

Ah ya.. kembali lagi ke soal poster kampanye tadi. Sejak dahulu hingga sekarang, kenapa para caleg itu tidak pernah memberikan alasan dalam posternya kenapa para pemilih harus memilih ybs? Mayoritas para caleg ini hanya menuliskan nama, asal partai, nomor urut serta daerah pemilihannya, plus kata-kata standar MOHON DOA RESTU DAN DUKUNGANNYA
Hei... Kenapa harus memilih anda? Kenapa harus memberikan dukungan pada anda? Kenapa harus memberi restu pada anda?
Ok.. mungkin tidak semua poster caleg seperti itu. Tapi, sekali lagi, mayoritas, hampir semuanya, seperti itu.. Membosankan dan cenderung bikin saya jengah melihatnya. Apa semua caleg berpikir semua orang ikut orasi kampanyenya? Iya itupun kalau dia orasi, kalau tidak? Bingung kenapa harus milih ybs.
Memang masih ada yg menempel tulisan2 alasan singkat, contohlah JUJUR, MAMPU, BERANI (walaupun tidak semua, karena mayoritas poster membosankan tadi), tapi apakah hanya itu? Lalu mau ngapain caleg ybs kalau terpilih? Apa program kerjanya? .... Adalah yang bawa kata2 puitis dalam billboardnya seperti BEDAKAN MANA KSATRIA MANA PENCURI KUDA, maksudnya apa? Kalau ybs terpilih mau jadi ke Senayan naik kuda pake baju ksatria gitu? Caleg apa Ksatria Meja Bundar?

Dengan terbatasnya billboard atau poster atau spanduk, memang sulit untuk mungkin menulis program kerja karena terbatasnya media tersebut, tapi di sini lah harusnya para caleg tersebut "mikir", gimana caranya alasan kenapa mereka harus dipilih, program kerja mereka, tujuan mereka bisa tersampaikan pada masyarakat.
Mudah saja, para caleg tersebut tentunya punya  handphone atau telepon, kenapa tidak nulis nomor telepon hotline sebagai sarana tanya jawab mereka dengan pemilih?
Gak mau share no.handphone? Ada Internet, manfaatkan dengan membuat website untuk menaruh program kerja dan tujuan caleg ybs. Gak mau keluar duit? Ada blogspot, ada wordpress dll. Ribet? Ada sosmed,caleg bisa menulis program2 mereka di Twitter kek, Facebook kek dll
Sehingga nanti di poster caleg ybs, bisa ditulis nomer telepon kek, email kek, website kek, user sosmed agar konstituen tahu siapa wakil suara mereka kelak, siapa yang akan bertanggung jawab memenuhi harapan konstituen kelak.

Kalau sekarang? "Siapa elu? Mau ngapain lu?"
Share: