Monday, April 08, 2013

just do my best ...

pasca rapat pencapaian target triwulan I/2013, lagi2 atasan saya bertanya keheranan ke saya "kamu kok malah pindah ke hutan belantara yang penuh resiko sih?"
lagi-lagi? iya, saya sudah lupa berapa kali beliau bertanya seperti itu..

ah Bapak... kalau saya bisa memilih, tentunya saya memilih untuk tetap bekerja sebagai pekerja di bidang pendukung bisnis ketimbang terjun langsung ke bisnis.. elmu? kurang, pengalaman? enol.. kerja di Jakarta pulak, di mana pulang2 bisa ketemu anak dan istri
tapi kan yaaa ini bukan perusahaan aki-nini saya (dan lagi2 saya mengucapkan ini).. saya tidak bisa memilih untuk mau ditempatkan di mana, kalaupun ada pilihan, pilihannya hanya ikuti atau keluar dari institusi
saya akan terus berusaha, semampu saya memberikan yang terbaik di manapun saya bekerja ... orang tua saya tidak mendidik saya untuk menjadi orang yang lemah dan manja
ya, elmu saya minim, ya, pengalaman saya enol... tapi apakah itu jadi penghalang untuk menjalani apa yang saya jalani sekarang? tidak.. justru apa yang saya jalani sekarang saya jadikan pengalaman dan pelajaran yang berharga untuk karir saya ke depan kelak

ah ya, mari kita semua memberikan yang terbaik.. do the best, let God take care the rest..
sambil memberikan yang terbaik.. yuk dateng ke Pasar Swalayan Maju Bersama di Jalan Krakatau Medan
di sana ada stand Britama dan Britama Junio, untuk setiap pembukaan rekening tabungan bisa mendapatkan merchandise yang menarik #promosi

Share:

Saturday, April 06, 2013

komik lokal

tadinya mau mencari makan siang, keluar kost..
berhubung hujan deras turun di Medan, saya jadi urung keluar, alih2 malah nyeduh mie cup (pincapem bergaya hidup mahasiswa)
sambil nyeruput mie cup, saya menyaksikan tayangan menarik di MetroTV tentang eksistensi komik lokal ya.. komik lokal.. kapan terakhir kali anda membeli atau membaca komik lokal? kalo membaca, saya sendiri mungkin masih sering, tapi mungkin hanya yang berupa komik strip seperti kolamkomik-nya Pandji, chickenstrip-nya sepupu saya, Si Juki, Panji Koming, Beny-Mice (btw, Beny-Mice kok ga pernah rujuk lagi? Beny tanpa Mice rasanya ada yang kurang).. untuk yg tipe berseri, hmmmm saya sudah lupa... ya, belum ada yang menarik perhatian saya lagi untuk mwembaca komikyg berupa serial, selain belum ada yg menarik perhatian, rasa2nya harganya lebih mahal ketimbang komik impor...
saya ingat ketika jaman SD-SMP, antusiasme saya terhadap komik lokal sama besarnya dengan komik impor... selain saya penyuka komik, saya juga mempunyai ayah yg suka membaca komik pula.. dahulu, tidak jarang setiap hari minggu pagi, kami (saya-adik saya-ayah saya) menuju Banceuy untuk berburu komik dan menikmati nasi gulenya di Bursa Koran Cikapundung ah ya, di masa itu, rasanya harga komik lokal jauh lebih murah ketimbang komik impor.. sehingga komik lokal bisa menjadi alternatif bacaan, walau boleh dibilang mayoritas komik lokal yang saya baca sebetulnya saya sewa dari taman bacaan saya mencoba mengingat kembali, komik lokal yang dulu sempat saya baca  

Komik Wayang RA Kosasih
RA Kosasih adalah salah seorang yang mempengaruhi kecintaan saya terhadap dunia pewayangan (selain Asep Sunandar Sunarya, maestro dalang wayang golek, Giri Harja III). Komik wayang beliau sangatlah lengkap, dari permulaan Ramayanan hingga penutup Mahabarata, dengan gaya bertutur cerita yang enak serta gambar yang tegas membuat saya sangat menikmati komik2 karya beliau ini... Salah satu koleksi beliau yang saya miliki dan menjadi salah satu favorit saya adalah tentang Baju Antakesuma, baju yang selalu melekat pada tokoh wayang favorit saya, Gatot Kaca.. sedikit bercerita boleh?.. kisahnya tentang Batara Guru yang mendapat ide untuk mencegah Bratayudha yaitu dengan memberikan tumbal pada Kawah Candradhimuka berupa Baju Antakesuma, Batara Guru meminta Batara Narada untuk menjalankan ritual tsb, Batara Narada meminjam tangan Resi Dorna untuk menyampaikan hal tsb, Resi Dorna melalui murid tersayangnya Arjuna meminta Baju Antakusuma. Gatotkaca yg sangat menghormati pamannya tidak kuasa menolak permintaan tersebut walau tahu beresiko kematian karena dicabutnya Antakusuma dari badannya.. Singkat cerita, Arjuna menyerahkan baju tsb. Sementara di Pringgadani, Gatotkaca yg sedang sekarat tiba2 membelah diri menjadi 2 ksatria, R. Bajing Kiri dan R. Tapak Nanggala, yg masing2 memiliki 1/2 kesaktian Gatotkaca. Sementara R. Bajing Kiri berusaha merebut kembali Antakusuma, R. Tapak Nanggala bersama Punakawan yg emosi mendengar permintaan Batara Guru, berangkat menuju kahyangan untuk mengobrak abrik Suryalaya
seru! apalagi adegan mengobrak abrik kahyangan oleh punakawan (mantan dewa, Semar/Batara Ismaya mengobrak abrik bekas rumahnya sendiri)  

Si Tolol
 di saat orang lain terkesima dengan komik Si Buta dari Gua Hantu, saya jauh lebih menyukai Si Tolol. Sebuah antitesa pendekar karya Djair.. Di mana pendekar yang ditampilkan jauh dari kata gagah seperti Badra Mandrawata atau Panji Tengkorak, atau tampan seperti Mandala-Siluman Sungai Ular.. Bahkan seperti namanya, Si Tolol ini justru kadangkala tololnya minta ampun karena dengan fisik seperti anak2, kelakuannya pun kekanak2an.. Namun dengan keajaibannya, Si Tolol sebetulnya mempunyai kebijaksanaan tinggi serta ilmu kesaktian yang luar biasa (gara2 menulis postingan ini, saya sendiri baru tahu kalau Si Tolol ini berguru kepada Jaka Sembung dan Jaka Sembung sendiri merupakan karya Djair). Si Tolol sebetulnya merupakan bangsawan tanah Pasundan bernama Raden Palasara,namun karena segala macam kekurangannya Palasara dikucilkan oleh keluarganya. Justru karena dikucilkan tsb Si Tolol diberikan jalan untuk bisa berguru kepada Jaka Sembung (saya belum pernah baca seri2 awalnya, yang saya baca pas seri tengah2 sampe penutupnya/Putri Ular).
Kisah Si Tolol sendiri dilanjutkan oleh muridnya, Jaka Geledek, yang juga sempat saya ikuti serinya... Jaka Geledek, merupakan keturunan bangsawan Minang (kalo ga salah, mohon dikoreksi), di mana ibunya pernah terpengaruh oleh kaum Siluman Ular. Si Tolol menyelamatkan Jaka Geledek ketika hendak dikorbankan oleh Siluman Ular, sayang ketika diselamatkan Jaka Geledek terlanjur terbujur kaku, dalam kesedihannya karena baru kali ini Si Tolol gagal menyelematkan seseorang, Si Tolol berdoa agar nyawa anak tsb bisa diselamatkan, tiba2 petir menyambar tubuh Jaka Geledek. Karena petir itulah, Jaka Geledek mempunyai kekuatan petir dalam setiap pukulannya, Si Tolol pun mewariskan ilmu2nya pada Jaka Geledek.
Ohya, Djair sendiri sempat membuat komik tentang perjuangan 3 komik pendekar legendaris berjuang melawan kesewenang2an VOC. Di komik ini pun mewakili seluruh unsur daerah dan agama bersatu melawan penjajahan.  

Sawung Kampret
ah, Dwi Koen, salah satu komikus favorit saya karena karya konyol tapi dalemnya (Panji Koming) membuat komik berseri, Sawung Kampret.
Berlatar belakang di masa penjajahan VOC, di masa pemerintahan JP Coen. Sawung Kampret adalah anak dari seorang pendekar di Jawa Timur dan keturunan dari Panji Koming-Nini Woro Ciblon dan Pailul-Dyah Gembil.. Ayah Sawung Kampret sendiri kemudian terbunuh oleh kawanan penjahat, ayahnya sebelum wafat berpesan agar Sawung berguru kepada sahabat ayahnya, seorang pendekar nyentrik di tanah Pasundan. Di tempat Sawung berguru, Sawung mempunyai saudara seperguruan Na'ip. Kemudian hari, Sawung dan Na'ip berkelana untuk mencari pengalaman baru (dari belajar ilmu pengobatan ke Tang Ping San dan mempelajari ilmu pengetahuan dan bahasa ke Dr Van Komplen) . Dalam pengelanaannya Sawung dan Na'ip kerapkali bentrok dengan VOC sehingga membuat pusing JP Coen. Sawung sendiri mempunyai seorang secret admirer, seorang noni Belanda bernama Marietje Van Der Bloemkol (keponakan Van Komplen) yang sayangnya dianggap cintanya bertepuk sebelah tangan karena hanya dianggap adik oleh Sawung dan dipanggil dengan sebutan Dul!
Sawung Kampret sendiri sempat dijadikan sinetron dengan Gito Gilas sebagai Sawung dan Taufik Savalas (Alm) sebagai Na'ip Namun sayang komiknya sendiri tidak terlalu panjang.. padahal komiknya khas Dwi Koen, nyerempet cerita keseharian republik tercinta kita ini

 salah satu yg membantu tersebarnya komik lokal dahulu adalah karena keberadaan TB atau Taman Bacaan.. tentu yang tinggal di Bandung ingat dengan TB.Hendra di Jalan Sabang (masih ada engga ya?).. saya sendiri kalo engga kesana biasanya ke TB yg kebetulan ada di dekat rumah
Share: