Thursday, September 22, 2011

Museum Perjoangan Bogor

terinspirasi dari seorang rekan tentang kunjungannya ke museum. saya jadi tertarik juga untuk menuliskan pengalaman tentang kunjungan ke museum yang lain (selain yg dulu, Museum BI)

saya berkunjung tanggal 17 Agustus 2011 kemarin, ya ya ya mau ditulis dari bulan Agustus cuman males aja, seperti biasa sebagai salah satu perusahaan BUMN, institusi tempat saya bekerja selalu mengadakan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan kegiatan ini wajib diikuti oleh setiap karyawan di kantor pusat (saya kurang tahu gimana yang di daerah, apakah mengadakan juga atau tidak).
berhubung 17-an kemaren jatuh di hari Rabu, sehingga mau pulang ke Bandung pun rasanya tanggung sekali, akhirnya diputuskan saja pulang ke rumah.. sepanjang perjalanan dari Stasiun Tebet, saya berpikir, lah di rumah juga mau ngapain? mau jalan2 juga masih pagi (upacara biasanya selesai jam 8 pagi) dan lagipula jalan2 juga engga tau mau kemana, ke mall? ngapain? lagi Ramadhan... pikiran bergelayut tanpa sadar udah di St.Depok Baru, lalu tiba2 muncul ide gila ya udah lah luntang lantung ke Bogor aja, dengan pikiran mau menyambangi objek wisata.. pertanyaan selanjutnya, objek wisata apa?
AHA! timbul ide sehubungan momennya 17 Agustus maka saya berniat mengunjungi museum perjuangan, salah satunya Museum Peta. Saya ingat ada museum tersebut karena letaknya dekat dengan Pusat Pendidikan Zeni, tempat saya mengikuti Kesamaptaan waktu pendidikan pegawai baru dulu.. tanya teman dan gugling soal trayek angkot kesana, wah saya menemukan museum perjuangan yang lain, MUSEUM PERJOANGAN BOGOR.. berhubung belum pernah liat sama sekali, saya memutuskan untuk ke Museum Perjoangan Bogor dulu baru ke Museum Peta

satu hal yang saya suka dari Bogor adalah klasik! banyaknya koleksi bangunan heritage tersebut ditambah banyaknya pepohonan membuat pemandangan yang asri bagi saya.. selain itu kultur Sunda juga terasa di sini..

setelah tahu jalur angkot (03 + jalan agak jauh) dari Stasiun Bogor berangkat hingga sampai lokasi

lokasinya agak tersembunyi karena dekat pasar serta deretan ruko2.. untungnya waktu itu tanggal 17 Agustus, museum sedang mengadakan acara dan memutarkan lagu2 perjuangan, jadi saya ngeuh posisinya
biaya eksplorasi museum ini (baca: tiket) cukup 3000 saja..
melihat sejarah museum ini, saya jadi tahu bahwa museum ini didirikan pada tanggal 15 Agustus 1958 (usia yang cukup tua untuk sebuah museum) oleh Panglima T.T. III/Siliwangi Kolonel R.A. Kosasih.
di lantai pertama, berisikan koleksi2 senjata, kumpulan kliping koran serta arsip-arsip jaman revolusi dulu, selain itu juga ada patung serta foto lukisan dari Kapten Muslihat, seorang pejuang Bogor yang namanya diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Kota Bogor (jalan tersebut juga ternyata merupakan tempat beliau menghembuskan nafas terakhirnya ketika iring2an pasukannya disergap sekutu persis di Taman Topi)

salah satu potongan kliping yang menarik adalah tentang Nyi Raden Moedjasih Jusman Sarkani, seorang pejuang wanita yang ikut difoto dalam pengerekan Merah-Putih saat Proklamasi di Pegangsaan Timur 56 dulu


bangunan museum ini terdiri dari dua lantai, selepas lantai pertama, saya beranjak ke lantai dua yang hampir sama dengan lantai pertama berisi koleksi senjata, bendera, baju serta arsip-arsip perjuangan dulu.. dan hebatnya, semuanya asli bukan replika.. hal ini membuat saya sebagai pengunjung bisa merasakan atmosfir perjuangan dulu.. oya museum juga mempunyai koleksi2 diorama pertempuran di sekitar Bogor dahulu..
di lantai 2, senjatanya lebih bersifat lokal, kalau di lantai 1 isinya senjata rampasan sekutu atau Jepang seperti bren, M1 Garand.. di lantai 2 koleksi senjatanya beraroma made in Indonesia baheula, seperti granat sumbu, keris, tombak dll

ah.. mari kita bercerita dengan gambar saja untuk melihat koleksi-koleksi museum tersebut

salah satu bendera milik pejuang Kota Bogor yang dibawanya pada saat Long March Divisi Siliwangi



Merah-Putih pertama yang dikibarkan di Karesidenan Bogor setelah dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan



baju pejuang dan palang merah, di sebelah baju palang merah yang berwarna putih (terhalang kayu) ada bendera Merah-Putih yang digunakan oleh palang merah untuk menutupi jenazah pejuang yang wafat ketika pertempuran sehingga terdapat bercak2 darahnya



koleksi foto Pabrik Senjata di Cisaat Sukabumi Tahun 1945-1950



arsip-arsip (asli) jaman revolusi dahulu, seperti surat kawat, maklumat, surat perintah dll




surat kenaikan pangkat Mohammad Toha


berhubung baterai BB udah agak soal, jadi tidak banyak foto yang saya ambil.. namun ada buku yg cukup klasik waktu saya mengunjungi perpustakaannya

familiar? *grin*

selepas dari Museum Perjoangan Bogor, saya melanjutkan ke destinasi selanjutnya Museum Peta...
sayang sekali, ketika sampai di sana saya bingung masuk darimana, pintu gerbang utamanya sendiri tertutup rapat, padahal dalam nuansa peringatan kemerdekaan seperti itu harusnya dibuka lebar2.. setelah gugling, baru saya tahu bahwa untuk berkunjung ke museum ini minimal harus ada 25 orang pengunjung dengan biaya adminstrasi 2500 rupiah per pengunjung
hmm sayang sekali, padahal kalau bisa masuk siapa tau bisa bertanya2 soal Letda Gunadi atau Sersan Dori, pelatih kesamaptaan saya dulu, dan diajak mereka untuk snapling lagi di Lawang Gintung "BEEE ERRR IYYYYY" *syutttthhhhhhh*
Share:

2 comments:

edratna said...

Waaa.... saya malah belum pernah ke sini...

Anonymous said...

gw baru aja snapling di lawang gintung kemaren bangbero, asik bener dah....... itu sama sersan wayan dori ya bang??