Friday, August 06, 2010

ibukota

belakangan ini sedang ramai 2 wacana... satu redenominasi rupiah yang kedua soal perpindahan ibukota Republik Indonesia

seperti yang diketahui Jakarta semakin hari semakin ruwet, sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis-ekonomi negara ini, Jakarta semakin dipadati oleh penduduk2 (termasuk saya ehehehehe) imbasnya semakin banyak masalah tumplek di Jakarta ini, salah satunya ya macet...
tentang kepindahan Ibukota, sejak jaman dulu wacana kepindahan ibukota sudah sering dikemukakan, namun yang paling serius tampaknya justru ketika negeri ini masih dijajah dan ketika masa2 perjuangan (itupun sementara saja) yang lainnya tampaknya hanya sekedar wacana saja ...
semua orang juga tau, bahwa ketika zaman pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah melalui pemimpinnya langsung Gubernur Jendral JP van Limburg Stirum berniat memindahkan pusat pemerintahan dari Batavia ke Bandung dikarenakan berbagai macam alasan (kalau tidak salah, salah satunya karena letak geologis Bandung yg dikelilingi gunung sbg benteng pertahanan alami). Niatan ini ditindaklanjuti dengan langkah2 serius dengan mendesain ulang tata letak Bandung (seperti letak pemukiman, letak pusat niaga dll), mendirikan berbagai macam kantor pusat pemerintahan/bisnis (seperti kantor pusat Kereta Api, kantor pusat Dephan dll) dan rencana2 laiinnya (seperti mendirikan istana peristirahatan Gubernur Jendral yg akan jauh lebih mentereng dari Istana Merdeka atau Istana Bogor di daerah Tamansari).. sayangnya, karena krisis ekonomi yang melanda Eropa membuat Belanda menunda rencana ini, terlebih lagi pergantian kekuasaan ke Jepang tahun 1940-an membuat rencana ini batal sama sekali.
kemudian pada masa pemerintahan Orde Lama, ruapanya Bung Karno sebagai pimpinan negara saat itu berkeinginan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke Kalimantan (entah Palangkaraya, Pontianak atau Banjarmasin)... sayangnya keinginan ini hanya bersifat wacana yang urung terealisasi
berganti pemerintahan Orde baru.. kabarnya Pak Harto mempersiapkan Jonggol, suatu daerah di Bogor (yg kalau saya bilang sih sebetulnya masih seperlemparan batu dari Jakarta), sebagai ibukota dan pusat pemerintahan baru menggantikan Jakarta seperti Putrajaya-nya Malaysia ... lagi2 ini pun hanya sekedar niat dan wacana
dan kini bergulir lagi wacana itu ...

buat saya pribadi, perpindahan ibukota atau pusat pemerintahan tampaknya akan sulit dilaksanakan.. salah satu alasannya tentu saja karena biaya, jangankan pindah ibukota nyelesein monorail atau nambah armada busway aja dananya ga turun2.. mangkanya kalau berpindah saya lebih suka dengan pilihan ketika jaman Pa Harto, cukup pusat pemerintahannya saja, itupun ke daerah yang tidak terlalu jauh..

apakah perpindahan ibukota akan terealisasi di pemerintahan sekarang? kalau pun berpindah pusat pemerintahan akankah menghilangkan atau mengurangi ruwetnya Jakarta? macetnya Jakarta? .. wallahualam

karena saat inipun saya sedang bimbang apakah akan pindah keluar kota karena hasil assesmentnya lulus?...
lagi-lagi.. ngarep... tapi semoga lulus *grin*
Share:

5 comments:

Linda said...

semoga lulus dg hasil yg memuaskan ya Di. trus kalo lulus mau pindah kemana Di?
btw, maaf lahir bathin ya Di
Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah Ramadhan nanti. Dan semoga Ramadhan ini adalah Ramadhan terbaik untuk kita semua. amin

edratna said...

Yang penting bisa lulus Aldi...
Soal pindah kota pemerintahan biar dipikirkan oleh para yang berwenang.

jabon said...

ibukota pindah.....

jabon said...

saya kira akan sama saja di jakarta akan tetep macet..

Ucha said...

Terlepas dari besarnya biaya atau lamanya proses, menurut saya sih ini peluang baik untuk Jakarta dan Palangkaraya. Keduanya harus berpacu meningkatkan kehandalan daerah masing2.